Prau
Tubuhku
rasanya seperti ada yang mengguncang-guncang. Sadar dengan hal itu, aku pun
lekas terbangun. Kabut mata masih bersinggah di dalam kedua kelopak mataku sehingga
pemandangan sekitar masih tampak samar. Tiba-tiba telapak tangan dari seorang
kawanku menepuk pipi sebelah kananku secara perlahan.
“Heh
tangi. Bolo-bolo wes ready,” ujar kawanku.
“Ha?
Oh, oke,” ujarku lunglai.
Udara
dingin semakin mencekam, kutengok jam tangan pada pergelangan lenganku masih menunjukkan
pukul 04.00 pagi hari. Dengan langkah gontai, aku pun segera mengambil tas
besarku dan mempersiapkan perbekalan yang harus dibawa untuk mendaki di gunung
nanti. Saat sedang packing azan Subuh berkumandang, kami bersepuluh pun
lekas menuju ke masjid untuk menunaikan ibadah terlebih dahulu. Setelah itu
bersiap-siap untuk meninggalkan rumah.
Seluruh
atribut dan perlengkapan sudah dikenakan, kami semua berdiri dan merapatkan
barisan.
“Ayo-ayo
merapat, Ges. Ingat sejauh apa pun kita melangkah, selalu ada seseorang yang
menanti kita di balik jendala rumah. Berdoa. Mulai,” ujar kawanku.
Kepala
tertunduk dan merapalkan doa sebelum memulai perjalanan agar kami selamat
sampai tujuan. Usai berdoa kami memanaskan kenderaan terlebih dahulu setelah
itu kami siap untuk melesat.
Perjalanan
dimulai dari Kota Pekalongan—tempat di mana aku singgah beserta sembilan
rekanku—menuju ke Gunung Prau, Dieng, Jawa Tengah dengan jarak tempuh sekitar
65,8 km. Kemungkinan waktu perjalanan kami sekitar 1 hingga 2 jam atau bahkan
lebih—tergantung kondisi jalan.
Aktivitas
di jalan belum begitu padat hanya cahaya motor kamilah yang membelahnya. Melawati
jalan yang berkelok-kelok tanpa terasa kami bersepuluh dengan lima motor saling
berboncengan telah melahap jarak puluhan kilometer. Kami berhenti di pinggir
jembatan yang berlokasi di sekitar daerah Linggo Asri—mungkin—untuk melepas
penat dan sarapan. Menyantap nasi dengan lauk ala kadarnya dan menyesap kopi
botol yang kami beli dari minimarket. Hamparan sawah dan rimbunnya
pepohonan membuat sejuk suasana hati. Usai sarapan kami pun melanjutkan
perjalanan kembali.
Matahari
mulai beringsut menghangatkan sekujur badan. Kami tiba di basecamp
Gunung Prau pada pukul 08.00 pagi hari. Tampak basecamp Gunung Prau
padat oleh antrian para pendaki dari penujuru negeri ini. Salah satu rekan kami
menjadi perwakilan untuk mendaftarkan rombongan. Sembari menunggu antrian
registrasi, aku sempat memajamkan mata sejenak untuk melepas penat dari
lelahnya perjalanan. Tidak lebih dari tiga puluh menit aku memejamkan mata tiket
pun telah tiba. Setelah mendapatkan tiket pendaftaran kami pun segera pergi
menuju ke pos pemeriksaan.
Pijakkan
utama untuk jalur pendakian kami memilih rute via Patak Banteng. Jalur via
Patak Banteng memiliki empat pos dan setiap posnya memilik jarak kurang lebih
300—1000 mdpl dengan estimasi waktu sekitar 40 menit. Pada setiap pos yang kami
lewati kami pasti menyempatkan diri untuk rehat. Bisa dibilang Patak Banteng
merupakan jalur pendakian yang memiliki track lumayan terjal
dibandingkan dengan jalur lain. Tanah yang berdebu dan akar-akar dari pepohonan
yang menjulang kepermukaan tanah membuat kami sedikit berhati-hati dalam
melangkah.
Napas
terengah-engah dan keringat dari tubuh sudah mengucur tak karuan membasahi
pakaian kami. Sedikit demi sedikit kami pun tiba di puncak Gunung Prau pada
pukul 14.00 siang hari. Pada ketinggian 2525 mdpl, kami pun lekas memilih
tempat untuk membangun tenda. Usai membangun tenda kami pun sibuk berswafoto
dengan panorama awan kumulonimbus di atasnya hingga senja terbenam.
Melewati
malam yang dingin dengan obrolan ngalor-ngidul dan canda tawa. Rasi
bintang bertebaran memenuhi cakrawala. Kabut mulai berdatangan. Kami pun mulai
terlelap di dalam kantung tidur.
Pagi
menjelang. Kami pun segera berkemas-kemas untuk turun dari puncak. Sembari
berkemas-kemas, aku menghela napas takjub akan ciptaan Yang Mahakuasa. Ternyata
dunia tidak sesempit yang aku bayangkan. Perspektifku mengenai dunia seketika
turut berubah. Terima kasih Prau, kelak kau akan kunjungi lagi dengan rupa yang
berbeda.
Rumah,
aku pulang.
***
Tidak ada komentar: